contact us mail
contact us whatsapp

Tekan Emisi Karbon, Adaro (ADRO) Minta Dukungan Bank

  5 April 2022 | 14:18 WIB

Tekan Emisi Karbon, Adaro (ADRO) Minta Dukungan Bank

Executive Sustainability Forum: Delivering a Fair Transition to Net Zero for Indonesia Companies, yang diselenggarakan Bisnis Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Target Indonesia untuk menurunkan 41 persen emisi karbon pada tahun 2030 merupakan tantangan besar bagi produsen batu bara seperti PT Adaro Energy Tbk. (ADRO). Pasalnya, aktivitas operasionalnya banyak menghasilkan jejak karbon. General Manager HSE, Risk Management & Crisis Team Leader PT Adaro Energy Tbk, Rusdi Husin tidak menampik hal tersebut. Dia mengatakan mengembangkan proyek berbasis ekonomi hijau memerlukan pendanaan. “Tantangan terbesar yang dihadapi Adaro adalah bagaimana menyeimbangkan CAPEX, OPEX, dan biaya-biaya lain untuk proyek berbasis ekonomi hijau tersebut. Oleh karena itu, kami memerlukan dukungan dari bank dan financial institution untuk merealisasikan inisiatif tersebut,” kata Rusdi dalam acara Executive Sustainability Forum: Delivering a Fair Transition to Net Zero for Indonesia Companies, yang diselenggarakan Bisnis Indonesia, Selasa (05/04/2022). Kendati demikian, Adaro fokus terhadap pengurangan emisi karbon dan menerapkan sejumlah inisiatif untuk penurunan emisi karbon.

“Meskipun sangat menantang, kami concern dengan upaya pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan menuju ekonomi hijau. Dengan menerapkan sejumlah strategi, kami berhasil menurunkan emisi dalam proses bisnis kami. Tiga tahun yang lalu kami menerbitkan kebijakan industri pertambangan yang berisi energy performance indicator serta aturan produksi gas rumah kaca,” urai Rusdi. Selain itu, menurut Rusdi, Adaro juga berupaya melaksanakan green nature solution untuk menjaga kelestarian hutan di Kalimantan Tengah. Adapun inisiatif ketiga adalah mengembangakan energi terbarukan seperti energi surya, hydropower, dan biomassa, yang saat ini masih dalam tahap studi. Sementara itu, sambung Rusdi, inisiatif terakhir adalah perencanaan pembangunan industri pengolahan (smelter) aluminium di Kalimantan Utara (Kaltara). Pengolahan aluminium bertujuan untuk memasok komponen kendaraan listrik yang ramah lingkungan serta komponen panel surya maupun turbin angin. Smelter ini akan dibangun di kawasan industri Kaltara yang baru saja diresmikan oleh Presiden Jokowi.